eFishery Startup Akuakultur dengan Prospek Budidaya Ikan Menjanjikan![]()
External Public Relation eFishery Muhammad Chairil (kanan) saat memberi penjelasan kepada wartawan di Cannu Coffee & Eatery, Jl. Darussalam No.25/53, Babura Medan Baru Kota Medan, Kamis (21/3/2024).
MEDAN: koranmedan.com
eFishery adalah perusahaan teknologi akuakultur yang berbasis di Indonesia. eFishery telah berkembang selama lebih dari satu dekade dan fokus pada keberlanjutan dan inovasi. Semangat “Tumbuh Bersama” adalah inti dari segala hal yang dilakukan eFishery, di mana eFishery percaya dengan bekerjasama dan memupuk kolaborasi, perusahaan dapat mendorong batas-batas dari apa yang mungkin di industri akuakultur untuk mencapai hasil yang luar biasa.
Guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan eFishery tersebut menempatkan media menjadi salah satu kolaborator penting dalam langkah eFishery merevolusi industri akuakultur di Indonesia. Terkait itu, eFishery mengundang rekan-rekan media termasuk Koranmedan.com hadir dalam acara bincang santai dan berbuka puasa bersama di Cannu Coffee & Eatery, Jl. Darussalam No.25/53, Babura Kec. Medan Baru Kota Medan, Kamis (21/3/2024).
Hadir saat itu External Public Relation eFishery Muhammad Chairil bersama Dian Ayu Muchtar dan Mayang Nabila. Sebelumnya management eFishery (PT Multimedia Teknologi Nusantara) juga diterima Pj Gubernur Sumut Hassanudin di Kantor Gubsu.
Di kesempatan itu dijelaskan, eFishery sebagai salah satu startup akuakultur di Indonesia mencatatkan peningkatan pendapatan hingga empat kali lipat dibanding tahun sebelum tahun 2020. Tercatat terjadi peningkatan hingga 287,2 persen pada year-on-year Gross Merchandise Value (GMV) di tahun 2020.
“Di tahun itu kami secara agresif mengoptimalkan lini bisnis selain eFishery Feeder, yaitu eFishery Fund untuk akses terhadap pendanaan, eFishery Feed untuk penyediaan pakan, dan eFishery Fresh untuk pendistribusian produk hasil budidaya,” ungkap External Public Relation eFishery Muhammad Chairil.
“Langkah itu dilakukan karena eFishery melihat pembudi daya ikan mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal usaha, terbatasnya pakan yang tersedia di retailer, dan juga kendala dalam penyaluran hasil budi daya,” ungkap Muhammad Chairil.
Kemudian eFishery Fund imbuh Muhammad Chairil memberikan akses dan menghubungkan pembudidaya ikan secara langsung dengan institusi keuangan. Fitur utama dari eFishery Fund adalah Kabayan (Kasih Bayar Nanti), yaitu program cicilan yang dapat dimanfaatkan oleh para pembudidaya untuk memperoleh produk eFishery seperti eFishery Feeder dan pakan ikan.
Penyediaan pakan yang didukung eFishery Feed tersebut telah bekerjasama dengan berbagai brand pakan, sehingga pembudidaya memiliki lebih banyak pilihan. Lebih dari 3.000 ton pakan ikan dari berbagai merek telah didistribusikan melalui layanan eFishery Feed. Selama tahun 2020, eFishery Fund telah menjalin kerja sama dengan berbagai institusi keuangan, seperti BRI, Alami Sharia, dan Investree. Hingga kini, lebih dari 800 pembudidaya telah didukung oleh eFishery Fund dengan total pinjaman yang disetujui mencapai lebih dari Rp 50 miliar.
Pembudidaya pun memiliki fleksibilitas dalam pengembalian pinjaman karena eFishery Fund menawarkan tenor hingga 6 bulan. Skema ini banyak membantu pembudi daya yang usahanya nyaris tutup akibat pandemi.
“Kalau tidak ada Kabayan, usaha budidaya saya sudah tutup saat pandemi Covid-19 karena kehabisan modal,” ungkap Baban, pembudi daya ikan nila asal Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Pandemi Covid-19 secara signifikan membuat perekonomian Indonesia mengalami pukulan dan mengguncang sektor UMKM,termasuk sektor perikanan budidaya. Di awal pandemi, permintaan ikan mengalami penurunan hingga 20 persen. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain oleh permintaan pasar yang turun, pasar horeka (hotel, restoran, dan kafe) yang masih lesu, dan akses untuk berpindah ke pasar online yang belum maksimal.
“eFishery berfokus untuk meningkatkan dampak sosial yang dapat membantu menjaga usaha para pembudi daya tetap berjalan. Salah satu langkah yang kami lakukan adalah dengan menarik ikan hasil panen pembudidaya dan mengolahnya menjadi produk beku demi menambah nilai jual dan memperpanjang masa konsumsi. Dengan demikian, hasil panen dapat disimpan lebih lama sehingga mengurangi risiko terbuangnya hasil panen,” papar Muhammad Chairil menjelaskan.
Menurut dia melalui eFishery Fresh, ikan yang ditarik dari pembudidaya kemudian disalurkan ke berbagai channel dengan jalur B2B. Selama tahun 2020, lebih dari 1.000 ton ikan telah ditarik dari puluhan kelompok tani dari berbagai daerah di Indonesia.
”Program Tarik Ikan ini disambut baik oleh pembudidaya, “Di tengah wabah seperti sekarang ini, kami mengalami kendala dalam serapan hasil panen. Kadang kami terpaksa jual rugi ke tengkulak. Program Tarik Ikan ini membantu usaha budidaya kami tetap berjalan,” ujar Kuncoro, pembudidaya ikan patin asal Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.
Selain pendistribusian melalui jalur business to business (B2B), di tahun 2020 eFishery juga meluncurkan program BerIkan untuk Indonesia (Beri Ikan untuk Indonesia), sebuah aksi sosial yang dijalankan bekerja sama dengan WeCareId, Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan Shafira Foundation.
Gerakan tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 dengan memberikan paket bahan makanan berprotein tinggi berupa ikan segar yang diambil langsung dari pembudi daya. Sebanyak 30 ton ikan telah didistribusikan ke lebih dari 20.000 orang penerima, termasuk di antaranya 10.000 orang tenaga kesehatan di wilayah Bandung, Cimahi, dan Jakarta.
Rantai nilai akuakultur end-to-end tidak hanya diciptakan eFishery untuk dapat mengembangkan ekosistem akuakultur secara menyeluruh di Indonesia, namun juga sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan pembudidaya. Demi melancarkan misi pemberdayaan pembudidaya dan meningkatkan akses pembudi daya terhadap pasar dan keuangan, eFishery turut membangun fasilitas eFishery Point.
Di eFishery Point, pembudidaya dapat memperoleh berbagai informasi seputar teknologi budidaya perikanan dan juga berpartisipasi dalam kegiatan edukatif lainnya, seperti seminar peningkatan literasi finansial. Saat ini eFishery Point telah tersebar di lebih dari 280 kabupaten/kota di Indonesia. Dalam periode satu tahun terakhir ini, inovasi yang diciptakan eFishery telah membantu pembudidaya dalam meningkatkan produksi sebesar 26 persen dan pendapatan mereka meningkat hingga 45 persen.
eFishery Point Sumatera Utara (Sumut) dapat di akses di Jl. Lintas Sumatera No.Km 18.5, Tj. Morawa Pekan, Kec. Tj. Morawa, Kabupaten Deli Serdang 20362.
Website: https://www.efishery.com/id/.*** (Zul Marbun)