Pemprov Sumut di 2026 Upayakan Serapan 3 Ribu Tenaga Kerja Baru
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadis Naker) Provsu Ir. Yuliani Siregar, MAP (tengah) didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Sumatera Utara Dwi Endah Purwanti, S.S, M.Si (kiri) serta Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Sumut Harvina Zuhra (kanan) pada konferensi pers terkait upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang di Kantor Gubsu Jl. Pangeran Diponegoro 30 Medan, Rabu (24/9/2025).
MEDAN: koranmedan.com
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) pada tahun 2026 mengupayakan penyerapan 3 ribu tenaga kerja baru di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei Simalungun dan di Kawasan Industri Medan (KIM).
Hal itu diutarakan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadis Naker) Provsu Ir. Yuliani Siregar, MAP pada konferensi pers terkait upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang di Kantor Gubsu Jl. Pangeran Diponegoro 30 Medan, Rabu (24/9/2025).
“Kita sudah menandatangani MoU dengan KEK Sei Mangkei dan KIM Medan. Bahkan sebanyak 1.700 tenaga kerja di 2025 ini sudah terserap di industri KEK Sei Mangkei” kata Yuliani Siregar didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Sumatera Utara Dwi Endah Purwanti, S.S., M.Si serta Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Sumut Harvina Zuhra.
Selain itu, kata Yuliani Siregar, program pemagangan luar negeri ke Jepang menjadi salah satu pintu emas bagi anak muda Indonesia, khususnya Sumatera Utara untuk menembus pasar tenaga kerja internasional.
“Namun, jalan menuju Negeri Sakura tidaklah mudah. Seleksi yang ketat, syarat fisik yang berat, serta tuntutan keterampilan yang tinggi kerap membuat tingkat kelulusan masih di bawah 50 persen,” ungkapnya.
Di tengah tantangan itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumut, Ir. Yuliani Siregar, M.AP dengan komitmen kuat terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memperbaiki prosedur seleksi, meningkatkan kualitas pelatihan, dan mendorong kesesuaian penempatan magang agar benar-benar selaras dengan latar belakang pendidikan para peserta.
Kadis Naker juga sudah bicara dengan perwakilan Jepang di Sumut agar ke depan lebih banyak lagi mengirimkan tenaga kerja dari Sumut dan akan memodali tamatan SMA, SMK dan D3, S1 dengan persyaratan yang harus dipenuhi. Yang utama itu pelatihan mental, matematika dan bahasa. Disdik kerjasama dengan LPK yang ada dan juga akan meningkatkan petihan di BLK.
Sikap ini bukan hanya teknis administratif, melainkan strategi visioner untuk membangun fondasi SDM Sumut yang lebih unggul dan siap bersaing di panggung global.
Langkah Yuliani sejalan dengan arah besar pembangunan Sumatera Utara di bawah Gubernur Bobby Nasution yang mengusung Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC).
PHTC menempatkan kualitas manusia sebagai inti pembangunan. Pendidikan gratis bagi pelajar SMA sederajat adalah jembatan awal, sementara program berobat gratis membuka akses kesehatan agar calon tenaga kerja dapat melewati tes kesehatan dengan prima. Dua sektor vital—pendidikan dan kesehatan—bersinergi menghasilkan sumber daya manusia yang sehat, terampil, dan berdaya saing.
Dalam konteks inilah, program pemagangan ke Jepang menemukan relevansinya. Apa yang dilakukan Yuliani dengan memperketat proses rekrutmen sekaligus memberikan dukungan pembekalan teknis adalah bentuk konkret implementasi PHTC.
Ia memastikan bahwa setiap peserta seleksi bukan hanya sekadar mencoba peruntungan, melainkan benar-benar dipersiapkan untuk lolos, belajar, dan kembali membawa keterampilan yang bermanfaat bagi pembangunan daerah.
Cepat namun Berkualitas
Diketahui, Gubernur Bobby kerap menekankan bahwa keberhasilan pembangunan harus cepat terlihat hasilnya, tanpa kehilangan kualitas.
Yuliani menjawab tantangan itu dengan bekerja di hulu: memperbaiki proses seleksi, memperkuat kapasitas peserta, hingga mendorong agar alih teknologi dan pengetahuan dari Jepang benar-benar terjadi.
Dengan begitu, kelak bukan hanya jumlah peserta yang lolos ke Jepang yang meningkat, tetapi juga nilai tambah yang dibawa pulang untuk Sumatera Utara.
Muaranya jelas: kehadiran tenaga kerja internasional asal Sumut yang berkualitas akan menjadi etalase keberhasilan PHTC. Dari SMA gratis hingga berobat gratis, hingga seleksi magang yang lebih profesional—semua membentuk rantai kebijakan yang bermuara pada satu tujuan: lahirnya generasi emas Sumatera Utara yang siap bersaing di dunia global.
Di titik inilah kolaborasi antara visi besar Gubernur Bobby Nasution dan komitmen teknis Yuliani Siregar menemukan maknanya. Jika hari ini tingkat kelulusan peserta seleksi ke Jepang masih rendah, maka dengan konsistensi dan perbaikan berkelanjutan, masa depan menjanjikan lompatan besar. Sumut tidak hanya akan mengirim tenaga kerja ke Jepang, tetapi juga mencetak SDM unggul yang kelak menjadi motor penggerak pembangunan daerah, bahkan bangsa.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Sumatera Utara Dwi Endah Purwanti, S.S, M.Si berharap kepada jajaran Direktorat Jenderal Keimigrasian memperketat pemeriksaan keberangkatan perjalanan tenaga kerja tak resmi ke luar negeri guna menghindari terjadinya tindak pidana perdagangan orang. *** (Zulmar)