Selaku Ketum LKN Rempah Nusantara, Khairul Mahalli Jajaki Kesiapan Tuan Rumah Hari Rempah Nasional
Bersama Ketua Kadin Aceh dan Duta Rempah Indonesia, Khairul Mahalli (depan kanan).
BANDA ACEH: koranmedan.com
Selaku Ketua Umum (Ketum) Lembaga Kerja Nasional (LKN) Rempah Nusantara, Khairul Mahalli yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri Sumatera Utara (Kadin Sumut) mulai melakukan penjajakan terhadap daerah-daerah yang siap menjadi tuan rumah Hari Rempah Nasional 11 Desember 2024 pasca Danau Toba Sumatera Utara sebagai tuan rumah Hari Rempah Nasional 2023 yang sukses digelar dan dihadiri langsung Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin.
Penjajakan perdana dilakukan Khairul Mahalli ke Kota Banda Aceh. Di ibukota Provinsi Aceh itu Khairul Mahalli bertemu dengan Ketua Kadin Aceh Ir. H. Muhammad Iqbal.
Dalam perbincangan, kata Khairul Mahalli kepada Koranmedan.com, Kamis (23/5/2024), Kadin Aceh akan berupaya terlebih dahulu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Aceh. “Namun secara prinsip kita warga Aceh sangat tertarik dengan rencana ini karena Aceh juga memiliki kekhasan rempah yang masyhur,” sebut Khairul Mahalli menirukan sambutan Ketua Kadin Aceh.
Selain Aceh, kata Khairul Mahalli, alternatif pilihan lain adalah Sulawesi dan Jakarta. “Karena kita tahu kawasan Sulawesi terutama Ternate sangat terkenal dengan rempah cengkeh dengan kualitas nomor 1. Sampai-sampai negara-negara di Eropa pada abad ke-17 rebutan dengan cengkeh Ternate dan melakukan penjajahan. Begitu juga dengan Jakarta atau Jayakarta sebagai ibukota Nusantara ketika itu memiliki sejarah panjang dengan penguasaan rempah yang dilakukan perusahaan dagang Belanda bernama VOC sampai pada akhirnya Nusantara dijajah Belanda selama 350 tahun,” papar Mahalli.
Cerita rempah ini memang sangat menarik, kata Khairul Mahalli yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI). “Sampai-sampai seorang penulis kawakan bernama Jack Turner menulis buku ‘Sejarah Rempah dari Erotisme sampai Imperialisme’,” ungkap Mahalli.
Sebagaimana kita ketahui, sebut Khairul Mahalli, keragaman rempah Indonesia sangat diminati pasar internasional. 5.000 tahun lalu, saudagar Mesir kuno sudah membeli rempah Kamfer untuk pengawet mayat dengan datang langsung ke Barus Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara.
Indonesia, imbuh Khairul Mahalli, terkenal dengan hasil perkebunan rempah-rempahnya yang melimpah. Ada berbagai macam jenis rempah-rempah yang menarik perhatian dunia yang banyak diekspor ke berbagai negara, seperti lada, cengkeh, pala, hingga kayu manis.
Terlepas dari hal itu, lanjut Mahalli, ternyata ada beberapa rempah lainnya yang dibanderol dengan harga selangit. Bahkan rempah ini mencapai Rp 37,2 juta menurut Wealthy Gorilla. Apa saja itu? Tak lain adalah Saffron, Mahlab, Vanili, Adas Organik, Long Pepper, Kapulaga, Alligator Pepper, Jintan Hitam, Daun Jeruk dan Cengkeh.
Saffron
Saffron berasal dari bunga Saffron Crocus, merupakan bumbu termahal sebagai bahan masakan. Jika ingin membeli satu ons saja, konsemen akan membayar sejumlah uang terbilang mahal.
Untuk mendapatkan kualitas Saffron terbaik, seseorang harus membayar Rp 32 juta per 450 gram.
Mahlab
Rempah ini dibuat dari biji ceri St. Lucie, yang biasanya digiling sebelum digunakan. Bumbu termahal kedua ini memiliki rasa perpaduan antara cherry dan almond pahit, mirip dengan marzipan. Biji ini dijual seharga Rp 11,4 juta per 450 gram.
Vanili
Tanaman vanili dibanderol dengan harga mahal yakni Rp 9 juta per 450 gram. Biasanya rempah ini dipakai untuk bahan pembuatan kue.
Alasan bumbu ini memiliki label harga yang begitu tinggi adalah karena sebagian besar polongnya berasal dari Madagaskar.
Adas Organik
Serbuk sari Adas Organik memiliki hasil yang sangat rendah, hanya sekitar satu gram per tanaman dan perlu dikumpulkan dengan tangan secara manual. Harganya Rp 6,6 juta per 450 gram.
Long Pepper
Long Pepper atau Cabai Jawa menjadi rempah yang banyak dimanfaatkan untuk diambil pedasnya. Harga cabai ini Rp 6,6 juta per 450 gram.
Kapulaga
Rempah-rempah ini banyak digunakan untuk bahan masakan masyarakat Indonesia. Rempah ini dianggap istimewa dan dibanderol Rp 4,2 juta per 450 gram.
Alligator Pepper
Rempah mirip merica dan citrus ini biasanya digunakan untuk membumbui daging, ikan, dan sayuran. Alligator Pepper sangat pedas, panas dan dapat digunakan sebagai penyedap makanan. Harganya Rp 3,9 juta per 450 gram.
Jintan hitam
Rempah ini memiliki rasa lebih smokey dibandingkan jintan putih. Harganya dibanderol Rp 3,9 juta per 450 gram.
Daun Jeruk
Jangan sepele. Di beberapa negara khususnya Asia daun jeruk kering sangatlah dibutuhkan. Biasanya, daun ini digunakan untuk sebagai bahan penyedap tumisan dan makanan rebus. Harganya dibanderol Rp 3,7 juta per 450 gram.
Cengkeh
Memiliki aroma yang unik cengkeh banyak digunakan sebagai penyedap masakan dan minuman. Harganya dibanderol Rp 2,1 juta per 450 gram.*** (War)