Relawan mengikuti simulasi & sosialisasi karhutla yang digelar BPBD Langkat. (Istimewa)
LANGKAT – koranmedan.com
Pemkab Langkat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar sosialisasi dan simulasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dilaksanakan empat hari mulai 20-24 Juni 2023, berlokasi di Aula dan Halaman Kantor Camat Batang Serangan, Langkat.
Diikuti 100 orang peserta terdiri dari unsur masyarakat, petugas pengendali kebakaran perkebunan, aparatur desa, pemerintah kecamatan, TNI, Polri, unit pemadam kebakaran (Damkar) Langkat, Pinjam Pakaian Kawasan Hutan (PPKH) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Sumut.
Gait dibuka Camat Batang Serangan, Arie Ramadhany SIP dilanjutkan dengan materi sosialisasi yang disampaikan narasumber. Diantaranya Dandim 0203 Langkat melalui Pasi OPS Kapten Arh Irohma Harahap, Kapores Langkat melalui Kanit Tipiter IPDA Adi Arifin SH, serta penyuluh kehutanan Provinsi Sumatera Utara Oriko Sinaga.
Materi meliputi sistem peringatan dan deteksi dini karhutla, peranan TNI, Polri, petugas Pemadam Kebakaran, PPKH Dinas LHK Sumut, serta pihak kecamatan dan jajaran dalam upaya pengendalian karhutla.
Relawan mengikuti simulasi & sosialisasi karhutla yang digelar BPBD Langkat. (Istimewa)
Kalakhar BPBD Langkat, Drs Irwan Syahri melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Iriadi SKm MKes berharap giat ini mampu menumbuhkan sikap kemandirian dan kesiapan masyarakat. Ke depannya para peserta akan terus dibina menjadi relawan penanggulangan bencana karhutla untuk menghadapi dan melakukan penanggulangan kebakaran hutan di wilayah masing-masing.
“Pelatihan ini selain memberikan materi yang berisikan teori juga peserta diajak langsung mempraktekkan teknis memadamkan kobaran api. Baik teknis secara manual menggunakan alat seadanya, maupun menggunakan mobil Damkar,” ungkapnya, Jumat (23/6/2023).
Ia menjelaskan sosialisasi dan simulasi ini juga sebagai langkah peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam melakukan koordinasi, untuk terlaksananya penanggulangan dengan respon dan gerak cepat.
Agar masyarakat yang berdampingan dengan hutan dan lahan perkebunan, baik hutan produksi terbatas, hutan lindung maupun hutan konservasi yang berbatasan langsung dengan perkebunan masyarakat maupun perkebunan perusahaan, masyarakatnya memiliki kemampuan koordinasi dan respon cepat mencegah kebakaran.
Relawan mengikuti simulasi & sosialisasi karhutla yang digelar BPBD Langkat. (Istimewa)
Iriadi pun ingin sinergitas penanganan dan pencegahan karhutla menjadi bagian penting yang dipahami masyarakat serta perusahaan perkebunan dalam upaya menjaga kelestarian dan kesehatan lingkungan.
“Saat terjadi kebakaran hutan dan lahan, sinergitas seluruh pihak terkait sangat dibutuhkan, sebagai hal utama untuk membangun kesiapan dan kesigapan dalam penanganan pertama yang dilakukan sejak titik api muncul agar tidak membesar dan menyebar,” ujarnya.
Iriadi menegaskan karhutla harus dicegah. Masyarakat pun harus selalu waspada, terlebih dimusim kemarau. Sebab pada umumnya karhutla terjadi saat tanaman menjadi sangat kering dan mudah terbakar.
Terkahir dijelaskan Iriadi, dampak karhutla selain merusak alam juga mengakibatkan pencemaran udara oleh asap dan debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain. Hingga berdampak negatif bagi kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.
“Karhutla membuat terganggunya lingkungan, hilangnya habitat makhluk hidup, korban jiwa, polusi udara, polusi air, pemanasan global, berkurangnya bahan pangan, terganggunya fasilitas setempat dan ekonomi,” tandasnya. (*)
Reporter: Eddy S
Editor: Zul Anwar