Visits: 8
Pendekatan Metafisika Rabithah untuk Mendalami dan Menguatkan Zikirulloh di Jalan Tarekat
Oleh: Kh. Tarmizi, S.Ag dan Kh. Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si., M.Si
(Disampaikan pada Majelis Ilmu Tarekat di Alkah Baitul Jafar Jl. Sedayu II Hamparan Perak Pimpinan H. Ahmad Baqi Arifin, SH, MH, CPM, CPhM (Bang Bro Kiki / Abi Kiki, Sabtu 16 November 2024).
Abstrak
Makalah ini mengeksplorasi peran rabithah dalam memperdalam dan menguatkan zikirulloooh melalui pendekatan metafisika dalam tarekat. Rabithah dipandang sebagai sarana penghubung spiritual antara murid dan guru yang memungkinkan murid mencapai kondisi transendental dan mendekatkan diri pada Alloooh. Kajian ini menyoroti aspek-aspek metafisika rabithah yang dapat memperkaya pengalaman spiritual, mendukung pengembangan kesadaran ruhani, serta memperkuat kualitas zikir.
Kata Kunci: Rabithah, Zikirulloh, Metafisika, Tarekat, Kehadiran Alloooh, Kesadaran Spiritual
Pendahuluan
Rabithah dalam tarekat adalah ikatan spiritual antara murid dan guru yang berfungsi sebagai jembatan menuju kehadiran Allah dalam setiap zikir. Menurut Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, ikatan ini bukan hanya bersifat emosional tetapi melibatkan dimensi spiritual yang mendalam, di mana hati murid diarahkan untuk senantiasa hadir bersama Allah (Al-Ghazali, 1982). Pendekatan metafisika dalam memahami rabithah memungkinkan kita melihat hubungan ini sebagai suatu proses transformasi energi ruhani, yang membawa murid pada penghayatan spiritual yang lebih dalam.
Latar Belakang Kajian
Rabithah, sebagai elemen penting dalam tarekat, berfungsi untuk membangun ikatan batin antara murid dan gurunya. Dalam tarekat, rabithah memungkinkan murid mengalami kehadiran Alloooh dalam setiap zikir. Di era modern yang penuh distraksi, praktik rabithah menjadi penting untuk memperdalam spiritualitas individu. Namun, kajian mengenai aspek metafisika dari rabithah dalam mendalami dan memperkuat zikirulloooh masih terbatas. Dengan memahami aspek metafisika rabithah, diharapkan para murid dapat mencapai pengalaman spiritual yang lebih dalam.
Urgensi Kajian
Memahami rabithah dari perspektif metafisika menjadi penting dalam membangun kehadiran Alloooh di matahati para murid tarekat. Dalam konteks tarekat modern, pemahaman yang mendalam mengenai rabithah dapat memperkuat praktik spiritual, meningkatkan kualitas ibadah, dan memberikan ketenangan batin yang lebih signifikan.
Permasalahan Kajian
1. Bagaimana rabithah dapat memperkuat kualitas zikirulloooh ?.
2. Bagaimana pendekatan metafisika dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang rabithah dalam tarekat ?.
Masalah Kajian
1. Kurangnya pemahaman tentang peran rabithah dalam zikirulloooh.
2. Keterbatasan kajian ilmiah tentang aspek metafisika rabithah dalam tarekat.
Tujuan Kajian
Menjelaskan peranan rabithah dalam memperkuat zikirulloooh dari sudut pandang metafisika dan bagaimana ikatan spiritual ini memperdalam pengalaman spiritual dalam tarekat.
Objektif Kajian
1. Mengidentifikasi konsep metafisika dalam rabithah.
2. Menggali dampak rabithah dalam zikirulloooh.
3. Menyusun strategi aplikatif dalam memperkuat praktik rabithah.
Ruang Lingkup Kajian
Makalah ini mencakup pembahasan mengenai rabithah dalam tarekat dan pendekatan metafisika dalam zikirulloooh, yang berfokus pada pengalaman spiritual murid tarekat di Indonesia.
Batasan Kajian
Makalah ini dibatasi pada kajian teoritis dan observasi praktik rabithah pada tarekat tertentu tanpa studi empiris yang melibatkan pengukuran psikologis.
Dasar Teori
• Rabithah dalam Tarekat: Rabithah merupakan ikatan batin antara murid dan guru yang membawa murid mendekat pada Alloooh. Rabithah menciptakan jembatan ruhani yang membantu murid mencapai kehadiran Alloooh (Al-Ghazali, 1982).
• Metafisika dalam Zikir: Metafisika dalam tarekat mencakup dimensi spiritual yang tak tampak, yang meliputi kesadaran ruhani dan keterhubungan dengan energi Ilaaahi. Konsep ini dapat dikaitkan dengan teori “entanglement” dalam fisika kuantum.
Pengertian dan Hakikat Metafisika Rabithah
1. Definisi Rabithah dan Metafisika dalam Tarekat
Rabithah, secara bahasa, berarti “ikatan” atau “hubungan.” Dalam tarekat, rabithah adalah sarana yang memperkuat fokus batin dan menghadirkan kehadiran Ilaaahi dalam matahati. Metafisika memandang rabithah sebagai jembatan ruhani yang berfungsi untuk mentransmisikan nilai-nilai spiritual dari guru kepada murid (Ibn Ata’illah, 2010). Dengan ini, rabithah bukan sekadar relasi, tetapi sebuah proses peningkatan kesadaran spiritual murid.
2. Hakikat Rabithah dalam Penguatan Zikirulloooh
Ketika zikir dilakukan dalam keadaan terhubung melalui rabithah, murid mengalami keadaan khusyuk yang transendental. Kajian kontemporer dari peneliti menyatakan bahwa “melalui rabithah, murid bisa mencapai keterikatan spiritual yang serupa dengan konsep ‘entanglement’ dalam fisika kuantum, di mana kesadaran batin bersatu dengan energi ruhani guru”. Hal ini memungkinkan murid merasakan pancaran Ilahi dan fokus yang mendalam dalam berzikir.
Peranan Rabithah dalam Penguatan Zikir dari Perspektif Metafisika
1. Meningkatkan Fokus dan Kesadaran Spiritual
Rabithah menuntun murid untuk melepaskan diri dari distraksi duniawi dan menghadirkan matahatinya kepada Alloooh. Abdul Qadir Al-Jilani dalam Futuh al-Ghaib menyebut rabithah sebagai cara untuk “mencapai kehadiran Alloooh di dalam setiap tarikan nafas” (Al-Jilani, 2019). Ini adalah proses metafisik yang memungkinkan zikir menjadi lebih intens dan bermakna.
2. Rabithah sebagai Katalis Kesadaran Transendental dalam Zikir
Dalam zikir yang diperkaya rabithah, murid memasuki kondisi transendental di mana dia merasa seolah “hilang” dalam kehadiran Ilahi. Hal ini sejalan dengan pemahaman metafisika tentang kesadaran puncak, di mana “kehadiran Alloooh dan kesadaran diri menyatu dalam satu titik energi ruhani” (Arifin, 2018).
3. Membangun Keterhubungan dengan Energi Ilaaahi
Rabithah menciptakan suatu resonansi spiritual yang memperkuat hubungan murid dengan energi Ilaaahi. Dalam pendekatan metafisika, ini bisa dianggap sebagai “harmonisasi frekuensi ruhani antara murid dan Tuhannya” (Zainul Arifin, 2018). Harmonisasi ini menghasilkan getaran spiritual yang membawa kedamaian dan kekuatan batin.
Praktik Rabithah dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Rabithah dalam Zikir Harian dan Aktivitas Spiritual Lainnya
Praktik rabithah dalam zikir harian membantu murid menjaga kehadiran Alloooh dalam kehidupannya. Dalam hal ini, rabithah berfungsi sebagai “penjaga spiritual” yang selalu mengingatkan murid untuk menghadirkan Alloooh dalam matahati.
2. Mengaplikasikan Rabithah dalam Kehidupan Sosial
Rabithah tidak hanya memperkaya spiritualitas individual tetapi juga memperbaiki hubungan sosial. Dengan kualitas spiritual yang meningkat, murid menjadi lebih sabar, berempati, dan rendah hati. Ini sesuai dengan pandangan metafisika bahwa peningkatan kesadaran batin akan berdampak positif pada perilaku dan interaksi sosial (Ibn Ata’illah, 2010).
Kajian Sebelumnya
1. Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menekankan pentingnya hati yang hadir dalam zikir, yang diperkuat oleh hubungan dengan mursyid.
2. Hubungan metafisika antara murid dan guru, menunjukkan bahwa rabithah merupakan proses keterikatan ruhani yang meningkatkan kesadaran spiritual.
3. Abdul Qadir Al-Jilani dalam Futuh al-Ghaib menyatakan rabithah sebagai metode untuk mencapai ketenangan dan kebersamaan dengan Allah.
Metodologi
Makalah ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan metode yang akan dilaksanakan :
1. Studi Literatur untuk mengumpulkan informasi dari berbagai literatur tasawuf.
2. Observasi Partisipatif dalam praktik rabithah di majelis tarekat tertentu.
3. Wawancara dengan tokoh-tokoh tarekat.
Hasil dan Pembahasan
1. Penguatan Zikir dengan Rabithah
Rabithah memberikan dampak signifikan pada kualitas zikir dengan membantu murid lebih khusyuk. Dalam observasi, ditemukan bahwa rabithah memungkinkan murid menghadirkan Alloooh dalam setiap lafaz zikir, yang menciptakan kedamaian batin (Al-Ghazali, 1982).
2. Dimensi Metafisika dalam Pengalaman Zikir
Dengan memahami aspek metafisika rabithah, murid dapat mencapai kesadaran transendental. Berdasarkan pandangan peneliti, rabithah meningkatkan energi ruhani yang memungkinkan terjadinya harmonisasi dengan energi Ilahi. Hal ini diperkuat dengan pengalaman para murid yang merasakan kehadiran Alloooh dalam setiap tarikan nafas.
3. Penerapan Praktik Rabithah dalam Kehidupan Sehari-hari
Rabithah tidak hanya berdampak pada zikir, tetapi juga memperbaiki perilaku sosial murid. Dalam wawancara, ditemukan bahwa rabithah membantu murid untuk lebih sabar dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat Metafisika Rabithah dalam Zikirulloh dan Kehidupan Spiritual
1. Pengembangan Ketenangan Batin dan Kualitas Zikir yang Lebih Dalam
Rabithah memungkinkan murid mengalami ketenangan yang lebih mendalam dalam berzikir, yang meningkatkan kualitas spiritual. Menurut Al-Ghazali, kedalaman zikir dicapai ketika hati terhubung sepenuhnya kepada Alloooh melalui kesadaran batin (Al-Ghazali, 1982).
2. Perubahan Positif dalam Akhlak dan Perilaku
Dengan adanya rabithah, zikir menjadi sumber kekuatan untuk mengontrol diri dan memperbaiki akhlak. Dalam konsep metafisika, hubungan ini mengalir sebagai “energi spiritual yang mendorong tindakan positif” dalam kehidupan sehari-hari (Al-Alawi, 2019).
Penutup
Kesimpulan
Rabithah dalam konteks tarekat memainkan peran signifikan dalam memperdalam pengalaman zikir. Pendekatan metafisika terhadap rabithah memperjelas bahwa hubungan ini adalah sebuah proses transformasi spiritual yang membawa murid kepada kondisi kesadaran yang lebih tinggi, mendekatkan kepada ma’rifatulloooh, dan memberikan kedamaian batin yang mendalam. Rabithah membantu murid menghadirkan Alloooh dalam setiap zikir, yang bukan hanya membentuk ibadah yang khusyuk tetapi juga memperbaiki kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Saran
1. Murid tarekat diharapkan untuk memperdalam pemahaman tentang rabithah sebagai bagian integral dari praktik zikir mereka.
2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengembangkan instrumen empiris untuk mengukur dampak rabithah terhadap kedalaman spiritual.
Rekomendasi
1. Bagi praktisi tarekat, penting untuk melibatkan mursyid dalam bimbingan rabithah, sehingga murid dapat mengalami pengalaman spiritual yang mendalam.
2. Kajian lanjutan mengenai hubungan metafisika rabithah perlu dikembangkan, termasuk relevansinya dengan teori-teori kontemporer seperti fisika kuantum.*** (Ril/War)