Pasca Banjir Besar Mebidang, BMKG dan BPBD Propvsu Imbau Masyarakat Siaga Cuaca Ekstrem Hingga Pekan Depan
Dari kiri, Kepala Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan Hendro Nugroho, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara (BPBD Provsu) Sri Wahyuni Pancasilawati, SP, M.Si dan Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Provsu Harvina Zuhra, S.sos, M.Si saat melakukan konferensi pers pasca banjir besar Mebidang.
MEDAN: koranmedan.com
Kepala Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan Hendro Nugroho bersama Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara (BPBD Provsu) Sri Wahyuni Pancasilawati, SP, M.Si mengimbau masyarakat agar waspada dan siaga terhadap cuaca ekstrem ditandai curah hujan tinggi seperti yang terjadi pada Rabu 27 November 2024 di Kota Medan, Binjai dan Deliserdang (Mebidang) yang memicu banjir di berbagai tempat.
“Kondisi tersebut berdasarkan analisis BMKG akan berlangsung hingga pekan depan atau 4 Desember 2024 secara merata di wilayah Sumatera Utara,” kata Hendro Nugroho dan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provsu Sri Wahyuni Pancasilawati, SP, M.Si dalam konferensi Pers dipandu Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Provsu Harvina Zuhra, S.sos, M.Si menyikapi pasca banjir besar Rabu 27 November 2024 yang memicu Pemungutan Suara Susulan Pilkada serentak di sejumlah TPS di Medan dan Deliserdang. Konferensi Pers berlangsung di ruang rapat II lantai 2 Kantor Gubsu Jl. P. Diponegoro 30 Medan, Kamis (28/11/2024).
Dijelaskan Hendro Nugroho, cuaca ekstrem itu adalah hujan dengan intesitas sedang hingga lebat. Selain itu, hujan di Sumut akan terjadi dengan durasi yang cukup panjang.Â
“Untuk satu pekan ke depan (27 November-04 Desember 2024), pola cuaca diperkirakan akan tetap sama seperti kondisi sekarang,” ucapnya.
Menurut Hendro, berdasarkan data BMKG untuk intesitas hujan  tertinggi terjadi di Kabupaten Padang Lawas sebesar 196 milimeter (mm) dan Tapanuli Selatan 140 mm.
Lebih jauh dijelaskan Hendro Nugroho, berdasarkan analisis kondisi atmosfer, fase MJO (Madden Julian Oscillation) selama satu pekan terakhir berada pada fase 2 dan 3, didukung nilai IOD (Indian Ocean Dipole) berada pada fase negatif sebesar -0,73.
“Hal ini berpengaruh dari angin Monsun Asia yang membawa massa udara lembab dari Laut China Selatan dan Samudra Hindia Barat Sumatera Utara,” terang Hendro seraya mengajak masyarakat aktif mengikuti instagram infobmkgsumut untuk mengetahui perkembangan informasi cuaca.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provsu Sri Wahyuni Pancasilawati, SP, M.Si berharap agar peringatan informasi cuaca ekstrem
dari BMKG dapat ditindaklanjuti pimpinan di Sumut untuk mengeluarkan instruksi waspada kebencanaan.*** (Zulmar)