
DELI SERDANG (Komen) – Baitul Jafar Kelambir Lima Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang sejak 10 hingga 20 Desember 2020 menggelar pelatihan Suluk untuk membina mental dan spiritual umat bekerjasama dengan Badan Koordinasi Kesurauan (BKK) serta Badan Kerjasama Surau (BKS) Tarekat Naqsabandiyah Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya yang tersebar di 600 lebih surau di Indonesia.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana Suluk (Pansul) Petoto Afifuddin, S.Ag didampingi Petoto Senior Ustadz Jamal, Pimpinan Zahiriyah Alkah Baitul Jafar Petoto Ben Asniadisyah dan Pengamal Tarekat Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si, pelaksaan pelatihan suluk akhir tahun 2020 diikuti 86 orang peserta terdiri dari 66 pria dan 20 wanita dan akan terus bertambah hingga 100 orang pada 20 Desember 2020.
Koordinator Alkah Baitul Jafar Kelambir lima H. Ahmad Baqi Arifin, SH, MBA, MM yang akrab disapa Bang Kiki mengatakan, pelaksanaan pelatihan suluk ini diharapkan memberi manfaat bagi seluruh peserta sehingga dapat mengikutinya dengan sungguh-sungguh.
Tujuannya agar Zikir yang dilakukan peserta dapat mempertajam Bashirah (mata bathin). Sebab dampak yang dirasakan melalui pengamalan suluk ini hadirnya kekuatan metafisika eksakta zikir guna memberikan energi yang dahsyat dalam upaya mengakses semua rahasia yang diberikan Alloh kepada pezikir sebagaimana pendapat Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan Ayahanda Guru kita Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.
Ditambahkan Ustdz Jamal, apabila nama – nama Allah (kalimah Tauhid) yang kita ucapkan berulang kali diringi dengan rasa khusyuk dan ikhlas dalam pengamalannya akan memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Sebab zikir itu sendiri adalah sebuah energi. Dengan demikian kita bisa mentransformasikan zikir menjadi cahaya yang bergerak sangat cepat kehadirat Allah SWT sehingga dapat menarik apa yang kita harapkan manakala kita bisa menyelaraskan diri dengan kehendak Allah SWT. Lebih jauh lagi bisa mendapatkan hakikat ilmu tauhid yang sebenarnya dalam mencapai keyakinan diri (haqqul yaqin) yang kokoh.
Sementara menurut Muhammad Sontang Sihotang, Tarekat merupakan proses perjuangan dalam membersihkan lahir batin dari segala anasir iblis untuk mendapatkan kemenangan hakiki.
Saat kalimah Alloh… telah penuh bersemayam dalam diri hati sanubari setiap insan ketika mengikuti ritual suluk, kata Muhammad Sontang, hal ini bisa menjadi raw model dalam bertarekat yang didasarkan pada Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Dasar pelaksanaan suluk, kata Muhammad Sontang, sesuai Hadits Nabi Shollollohu ‘Alaihi Wasallam dimana Nabi Muhammad SAW mendapat ketenangan menjalankan i’tikaf (menyendiri) di Gua Hira’ dengan tujuan beribadah kepada Alloh pada beberapa malam yang tidak sebentar, urai Sontang mengutip Hadits Riwayat Bukhari.
Sebagai kata kunci dari Bang Kiki yang juga adalah cucu Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya menyebutkan, ketika kita berjalan di siang hari maka sang suryalah yang menyinari dan ketika kita berjalan di malam hari maka sang rembulanlah yang menyinari. Sementara ketika kita berjalan di jalan Allah Subhana Wa Ta’ala (SWT) maka pasti Dialah yang menyinari.
“Semoga yang bersuluk di Baitul Jafar akan berjalan di jalan Allah SWT serta beroleh berkah dan rahmat dari-Nya. Aamiin,” pungkas Bang Kiki. *** (Zul Marbun)