Stadion Teladan, Menuju Panggung Dunia
![]()
Oleh: Aldi Aulia Anwar, Wartawan Koranmedan.com
Langkah kaki Azhari tak pernah berhenti berdiam saat dijumpai di awal-awal pembongkaran dari salah satu ikon Kota Medan, Stadion Teladan Medan yang di mulai pada akhir November 2023 lalu.
Bukan hampir rata dengan tanah di sisi tribune timur seperti saat ini, di awal-awal pembongkaran kala itu masih sebatas kawat besi antara tribune dengan lapangan.
Sebagai mandor pengawas dari Stadion Teladan, Azhari tak mau selama awal-awal pembongkaran itu terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Pria paruh baya yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu tampak berkaca-kaca saat dirinya menceritakan pengalaman selama bertugas sebagai penaggungjawab lapangan untuk stadion yang sudah dibangun sejak 1952.
Ia dipercaya Dinas Pertamanan Kota Medan sejak 2017 lalu yang saat itu pengelolaannya masih di bawah dinas tersebut, dan sekarang Azhari PNS dari Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan (Dispora) Kota Medan menyusul pengelolaan Stadion Teladan dialihkan ke Dispora sejak 2021).
Azhari mengaku memiliki suka duka.
“Banyak lah suka dukanya. Kalau duka, selama saya (tugas) di sini dari maling sampai preman bias dibilang seperti makanan sehari-hari. Tapi itu dulu, kalau sekarang ini sudah jarang,” kata Azhari mengawali ceritanya kepada awak media ini pada Senin (20/11/2023) lalu.
“Kalau ada acara atau kegiatan di sini sampai malam, saya bisa pulang sampai tengah malam. Alhamdulliah, selama saya pulang sampai tengah malam itu tak pernah diganggu oleh makhluk-makhluk astral seperti hantu gitu,” sambung pria 55 tahun itu dengan senyum.
Tak hanya duka, suka cita juga pernah ia rasakan saat di awal-awal bertugas menjadi mandor Stadion Teladan. Ia mengaku bangga bisa melihat tim sepak bola kesayangan Kota Medan, PSMS Medan tampil di kompetisi kasta tertinggi Liga Satu 2018.
“Puas aja rasanya bisa melihat PSMS main di stadion kebanggan kita ini menghadapi tim-tim besar lainnya seperti Persija, Persib dan lainnya, karena saat itu PSMS main di Liga I. Saya pun ingin melihat PSMS bisa kembali main di Liga I saat Stadion Teladan selesai di revitalisasi,” ucapnya penuh harapan.
Azhari pun menyadari, waktunya tak akan lama lagi bertugas sebagai mandor Stadion Teladan. Sebab, ia dalam beberapa tahun ke depan akan memasuki masa pensiun. Pasalnya, proyek revitalisasi Stadion Teladan diperkirakan akan tuntas pada akhir 2024.
“Kalau renovasi ini selesai sesuai target, kemungkinan tak sampai dua tahun lagi saya di sini karena bakal pensiun. Saat revitalisasi ini selesai, harapan pertama saya adalah agar stadion kebanggan kita ini sama-sama lah dijaga, jangan sampai dirusak. Meskipun ini di atas kertas merupakan aset Pemerintah Kota Medan, tapi setelah selesai direnovasi Stadion Teladan merupakan aset masa depan untuk anak cucu kita,” ungkapnya.
“Ya harapan selanjutnya semoga Stadion Teladan yang sudah selesai direnovasi ini bisa melahirkan atlet-atlet yang dapat membanggakan Kota Medan dan Sumatera Utara, terutama dari sepak bola,” harap Azhari lagi.
“Selain itu setelah selesai nanti, Stadion Teladan bisa menggelar pertandingan-pertandingan berkelas internasional dan bisa kita tonton ramai-ramai karena sudah lama Stadion Teladan tak menggelar turnamen berkelas internasional. Seingat saya Stadion Teladan menggelar turnamen seperti itu saat turnamen Marah Halim Cup (mulai dari era 70-an sampai 90-an) dan masuk kalender resmi FIFA,” kenangnya.
Diketahui, megaproyek revitalisasi StadionTeladan yang menelan anggaran Rp560 miliar yang bersumber dari APBN dan APBD Kota Medan diharapkan bisa selesai pada Oktober 2024 mendatang.
“Ditargetkan, stadion kebanggan warga Kota Medan ini selesai Oktober 2024. Rehabilitasi dan renovasi menggunakan dana APBN dan APBD. Untuk penggunaan APBD mulai dilelang awal tahun 2024 dan dilanjutkan dengan pembangunan fisik,” kata Wali Kota Medan, H.M. Bobby Afif Nasution, SE, MM dalam keterangannya pada Jumat (29/12/2023).
Tak hanya itu, menantu Presiden Joko Widodo iti menyebut, selain kualitas, mutu dan fasilitas dari Stadion Teladan akan menjadi lebih baik. Bahkan orang nomor satu di Kota Medan itu menyebut nantinya Stadion Teladan akan berstandar FIFA.
“Rehabilitasi dan renovasi Stadion Teladan ini sebenarnya sudah dinanti-nanti oleh seluruh masyarakat. Sebab, stadion ini merupakan kebanggaan warga Kota Medan,” papar Bobby dalam penandatanganan antara Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumut Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dengan PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung.
“Saya ingatkan kualitas dan mutu harus tetap diperhatikan dan dijaga, rehabilitasi dan renovasi Stadion Teladan yang dilakukan harus sesuai standar FIFA,” timpal Essy Asiah Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya PUPR.
Jauh hari sebelumnya, Kadispora Kota Medan Pulungan Harahap saat dikonfirmasi menuturkan, nantinya hasil revitalisasi Stadion Teladan berkapasitas kurang lebih 20 ribu penonton dengan single seat.
“Tanpa lintasan tartan. Jadi jarak lapangan dengan tribune penonton jadi dekat dan bentuknya seperti kotak, tidak setegah lingkaran seperti di tribune utara dan selatan. Persis seperti stadion-stadion Eropa. Nantinya dalam stadion akan ada (ruangan) museum dan menara di bagian depan stadion tetap dipertahankan karena merupakan landmark dari Stadion Teladan,” sebut Pulungan Harahap saat dijumpai penulis di ruang kerjanya pada Selasa (28/03/2023) lalu sembari mengonfirmasi tentang awal-awal pembongkaran dari revitalisasi Komplek Olahraga Kebun Bunga yang terletak di Kelurahan Petisah Tengah.
Harapan serta atusiasme dari revitalisasi Stadion Teladan ini juga datang dari jurnalis olahraga salah satu surat kabar di Kota Medan, Christopel Naibaho. Pria yang sudah hampir sedekade menggeluti profesinya itu berkeinginan melihat dan meliput langsung turnamen sepak bola bertaraf internasional hadir di Stadion Teladan pasca direvitalisasi.
Terlebih, ayah satu anak ini sudah lama tak meliput turnamen sepak bola berlevel kelas dunia. Terakhir kali jurnalis dari Surat Kabar Sinar Indonesia Baru (SIB) ini meliput saat Indonesia bersua Australia di perempatfinal Piala Asia U-16 2018 silam di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia.
“Pastinya pingin lah, tak lama setelah siap direnovasi Stadion Teladan bisa menggelar turnamen Internasional. Minimal Piala AFF yang kelompok umur dulu seperti U-16, baru setelah itu level yang di atasnya lagi,” ucapnya penuh harapan.
Apalagi, pria 34 tahun ini menyebut, Provinsi Sumatera Utara nantinya akan memiliki stadion bertaraf internasional lainnya selain Stadion Teladan, yakni Stadion Utama Sumut yang dipersiapkan untuk perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 yang terletak di Desa Sena, Deli Serdang.
“Karena belum lama ini Indonesia sukses menggelar Piala Dunia U-17, artinya Indonesia sudah dipercayai oleh dunia untuk menggelar event-event sepak bola bertaraf internasional. Jadi saat Piala Dunia U-17 kemarin itu tidak ada penugasan dari kantor dan kalau pakai modal sendiri terlalu berat bagi saya karena jaraknya jauh (di Jawa dan Bali). Kalau turnamen seperti itu hadir di Medan tentu pastinya tak akan saya sia-siakan,” ucap pria yang akrab disapa Topel itu.
“Jika Stadion Teladan dan Stadion Utama Sumut itu siap, bukan hal yang mustahil Sumatera Utara bisa menjadi tuan rumah untuk menggelar turnamen internasional yang lebih prestisius seperti Piala AFF kategori senior ataupun Piala Asia senior bersama negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura,” ungkap Christopel Naibaho.***
Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba karya tulis yang digelar Rumah Kolaborasi Bobby Nasution (RKBN).