
JAKARTA (Komen) – Refleksi 2020 mencatat ketahanan desa meringankan kemerosotan ekonomi. Jaring pengaman sosial seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa bagi 8 juta keluarga didominasi 88% petani dan buruh tani, 4% nelayan dan buruh nelayan, dan 5% pelaku UMKM. Sebanyak 3.068.660 penganggur juga terserap padat karya tunai desa.
Hal itu dikemukakan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi H. Abdul Halim Iskandar yang akrab disapa Gus Menteri dalam keterangan pers secara virtual di Ruang Media Center Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara No.3 Jakarta, Rabu (16/12/2020).
Berbicara dengan data angka, menurut Gus Menteri, sebanyak 42.520.748 warga desa lapisan terbawah alias 36,03% penduduk desa menikmati Rp 71,19 triliun dana desa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kata Gus Menteri, selama pandemi Covid-19 pengangguran di desa hampir tidak bertambah (hanya bergerak 0,79%), padahal di kota naik 69%. Hanya 1.084 warga desa terpapar Covid-19, padahal di tingkat nasional sampai 629.429 jiwa positif Covid-19.
BPS juga melaporkan, kata Gus Menteri, komponen sosial dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2020 tidak terpengaruh Covid-19. Meskipun komponen pendapatan ekonomi menurun, namun pada triwulan ke 3 tercatat daya beli rumah tangga sudah rebound.
“Desa sendiri berperan 14% dari pengeluaran rumah tangga nasional. Ini ditunjang pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang tetap positif sepanjang 2020, diikuti pendapatan riil petani dan buruh tani yang terus bertambah, tidak pernah turun,” beber Gus Menteri.
Lebih jauh, kata Gus Menteri, Desa-desa juga berinovasi membentuk pasardesa.id sebagai market place antardesa yang sudah beromset Rp 1,97 miliar dalam 10 bulan terakhir.
“Ada pula digitalisasi 100 Bumdes pariwisata, produksi unggulan, dan sebagainya,” pungkas Gus Menteri yang saat itu didampingi Kapusdatin Kemendes PDTT Ivanovich Agusta. *** (Zul Marbun)